Omo Sebua, Rumah Adat Tahan Gempa dari Nias
4 Nov 2025

Omo Sebua adalah jenis rumah adat atau rumah tradisional dari Pulau Nias, Sumatra Utara yang khusus dibangun untuk kepala adat desa dengan tiang-tiang besar dari kayu besi dan atap yang tinggi.
Rumah adat tersebut didesain secara khusus untuk melindungi penghuninya dari serangan pada saat terjadinya perang suku pada zaman dahulu. Akses masuk ke rumah hanyalah tangga kecil yang dilengkapi pintu jebakan. Bentuk atap rumah yang sangat curam dapat mencapai tinggi enam belas meter.
Tahan Goncangan Gempa Bumi

Omo Sebua memiliki bentuk seperti rumah panggung yang dibangun di atas tiang-tiang kayu tinggi besar. Selain digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, Omo Sebua diketahui juga tahan terhadap goncangan gempa bumi. Hal ini disebabkan karena rumah tradisional ini dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi besar dan beralaskan rumbia.
Tiang-tiang tersebut tidak tertanam ke tanah dan sambungan antar kerangkanya tidak memakai paku, melainkan menggunakan pasak sehingga membuatnya tahan terhadap guncangan gempa bumi. Selain itu, tiang penyangga tak disusun dalam arah yang beraturan. Ada yang ke arah atas, bawah, dan samping. Cara ini membuat rumah ini semakin kokoh.
Dibangun Selama Empat Tahun

Membangun Omo Sebua tidaklah dilakukan dengan mudah dan sembaragan. Rumah tradisional ini dikerjakan oleh empat puluh pekerja ahli, dan menghabiskan masa sekitar empat tahun untuk menyelesaikannya.
Selama itu, tiap harinya dua ekor babi disediakan untuk makan para pekerja. Di hari akhir, saat Omo Sebua selesai di bangun, disajikan 300 ekor babi sebagai pesta selamatan berdirinya rumah tradisional tersebut. Uniknya, seluruh tengkorak kepala babi yang sudah dimakan dari hari ke hari selama empat tahun dijadikan dekorasi sebagai interior rumah.