Pakaian Khas Suku Dani

3 Nov 2025

Ari Rizkiandi

Kehidupan Suku Dani tidak banyak mengalami modernisasi. Banyak tradisi kuno yang masih mereka pertahankan hingga saat ini. Pakaian, rumah adat, gaya hidup, bahkan bahasa asli pun masih mereka pergunakan walaupun juga mereka telah mengenal hal-hal modern.

Para laki-laki Suku Dani hingga kini masih memakai Koteka yang terbuat buah labu air
yang dikosongkan isinya kemudian dikeringkan dengan dijemur di atas perapian. Agar mudah dikeringkan buah labu tua di tanam di dalam pasir kemudian di bakar, sehingga lebih mudah mengeluarkan isi bagian dalam buah labu yaitu berupa biji dan daging labu. Setelah kering, labu tersebut dipasang di atas kemaluan lelaki dan diikat dengan tali rotan halus yang dililitkan di bagian pinggang hingga perut. Lingkaran rotan di perut dan badan menunjukkan tingkat keberanian seorang pria dari suku itu. Semakin banyak lingkaran yang dimilikinya, semakin tinggi pula tingkat keberanian dan status sosial yang dimilikinya.

Untuk para perempuan, ada dua jenis pakaian adat yaitu Yokal dan Sali. Yokal dipakai oleh kaum wanita yang sudah menikah, dibuat dari kulit pohon. Warna Yokal biasanya menyolok berupa cokelat tanah dan kemerahan, bentuknya seperti anyaman dan dililit melingkar pinggang, menutup bagian pinggul hingga bagian paha.

Sedangkan Sali dipakai oleh gadis atau perempuan yang belum menikah. Warna Sali hanya terdiri dari satu warna saja yakni warna cokelat. Sali mirip seperti rok wanita tapi terbuat dari bahan kulit kayu atau daun sagu kering. Bagian dalam lebih panjang dari bagian luar. Cara memakainya adalah dengan melilitkan ke pinggang dan diikat dengan simpul.

Namun saat ini rok rumbai tidak hanya digunakan oleh para wanita saja, para laki-laki di Papua pada kondisi acara tertentu juga kerap menggunakan rok ber-rumbai ini. Hiasan kepala untuk wanita Suku Dani ada tambahan berupa bulu-bulu burung kasuari, atau dari bahan ijuk dan daun-daun sagu yang sudah dikeringkan.