Filosofi dari Atap Rumah Adat Tongkonan

10 Nov 2025

Bella Cynthia Ratnasari

Setiap rumah adat memiliki ciri khasnya masing-masing. Misalnya saja rumah adat asal Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Tongkonan. Bila dilihat dari luar, ada satu hal yang menjadi ciri khasnya yakni mempunyai atap berbentuk lengkungan yang menjulang seperti haluan kapal. Kemudian kedua ujungnya berbentuk seperti busur.

ciri khasnya yakni mempunyai atap berbentuk lengkungan yang menjulang seperti haluan kapal. Kemudian kedua ujungnya berbentuk seperti busur.

Menurut legenda, leluhur masyarakat Toraja datang dari utara melalui laut dan terperangkap dalam badai yang dahsyat. Lalu, perahu yang digunakan rusak parah sehingga tidak bisa kembali melaut. Akhirnya para leluhur menggunakan perahu sebagai bentuk atap rumah. 

Atap rumah juga memiliki beberapa kolom yang bertumpu pada batu. Kolom utamanya berfungsi sebagai penyangga struktur atap pada sisi ujungnya. 

Bila dilihat dari kontruksi bangunan, Tongkonan juga mencerminkan nilai filosofis dunia: dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah. Bagian atap sendiri melambangkan dunia atas dan biasanya digunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka. 

Pada bagian luar atap di sisi depan dan belakang juga dihiasi ukiran dengan warna merah, kuning, putih dan hitam. Setiap warna juga memiliki filosofinya masing-masing: merah melambangkan kehidupan manusia, kuning memiliki arti anugerah dan kekuasaan dari Tuhan, putih berarti daging dan tulang yang suci, sementara hitam memiliki simbol kematian dan kegelapan. 

Rumah kebanggan dari suku Toraja ini juga sengaja dibuat menghadap ke arah utara. Alasannya karena utara berhubungan dengan arah sang pencipta, yakni Puang Matua, sehingga akan membawa berkah.

Rumah ada tongkonan selalu dibuat menghadap ke arah utara

Sementara bahan pembuat atap rumah adat Tongkonan berasal dari tumpukan bilah bambu, daun kelapa atau daun nipa, kemudian dilapisi alang-alang, ijuk,seng, rumbia ataupun batu. Atap yang juga menyerupai tanduk kerbau tersebut mampu bertahan hingga 50 tahun lamanya jika dirawat dengan baik dan benar.

Proses pembangunan hunian tradisional ini juga tidak boleh sembarangan. Saat pembangunan rumah adat Tongkonan biasanya akan diiringi dengan sebuah pesta meriah. Setiap keluarga yang datang akan membawa babi yang telah dihias.