Semur: Dari Belanda Diserap Indonesia

18 Nov 2025

Ari Rizkiandi

Ada berbagai macam kuliner Indonesia yang ternyata merupakan hasil akulturasi dengan budaya Belanda. Satu di antaranya adalah semur

Sebenarnya, jauh sebelum Belanda, sejarah menyebutkan bahwa daging kerbau dan kambing berbumbu yang direbus sudah dikenal sejak abad 9. Hal ini terbukti dari relief-relief candi di nusantara. Namun untuk olahan daging ini sama dengan semur yang dikenal sekarang masih belum diketahui kebenarannya.

Menurut The Javanese, istilah semur sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu smoor yang artinya rebusan atau smoren berarti merebus. Smoor juga berarti braising atau teknik masak dengan cara merebus lama dengan api kecil hingga daging empuk. Di Belanda smoor merupakan daging yang direbus bersama tomat dan bawang dalam waktu lama. 

Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek, buku resep tertua yang diterbitkan pada masa Hindia Belanda menuliskan setidaknya ada 6 variasi resep semur: Smoor Ajam I, Ajam Smoor II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Bantam van Kip, dan Solosche Smoor van Kip.

Adapun kali pertama smoor dibawa ke Indonesia melalui dapur di kediaman para petinggi dan para nyai yang mereka peristri. Pada abad 17, smoor berkembang dari rebusan daging sapi dengan tomat dan bawang menjadi masakan kaya rempah berbumbu kecap manis khas Indonesia.

Saat ini, semur bisa dibuat dari berbagai bahan, mulai dari: ayam, daging sapi, tempe, telur, tahu, kentang, sampai jengkol. Rempah yang digunakan juga semakin variatif, seperti: cengkeh, kayu manis, lengkuas, jahe, jintan, kemiri, pala, hingga ketumbar. Selain itu, semur juga memakai kecap manis dan gula Jawa alhasil menghasilkan warna cokelat pekat dan memiliki cita rasa manis.

Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, semur dengan citarasa lokal mulai bermunculan bahkan menjadi kuliner khas beberapa daerah. Misalnya saja semur jengkol yang sangat populer di kalangan warga Betawi.