Sindrom Mata Indah Milik Suku Buton

4 Nov 2025

Memiliki bola mata berwarna hitam atau cokelat adalah hal lumrah bagi orang Indonesia. Namun bagaimana bila mempunyai kornea mata berwarna biru? Rasanya hal yang tidak mungkin dan jarang terjadi, kecuali pada suku yang mendiami Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, serta tersebar di Maluku Utara, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua.

Ya, sebagian suku Buton memiliki perpaduan bola mata yang berbeda: bagian mata kanan berwarna biru, sementara bola mata kirinya mempunya warna cokelat seperti umumnya. Namun, ada juga yang sebaliknya atau bahkan kedua matanya berwarna biru.

Berdasarkan riset, suku Buton yang memiliki bola mata biru disebabkan karena faktor genetik. Namun sebagian lagi, warna bola mata biru yang mereka miliki merupakan sindrom bernama sindrom Waardenburg. 

Penelitian menjelaskan bila sindrom tersebut terjadi karena mutasi gen sehingga mempengaruhi sel-sel saat masih dalam tahap perkembangan embrio atau di dalam kandungan. Maka dari itu, pada beberapa kasus ada yang mengalami masalah pendengaran. 

Pengidap sindrom Waardenburg terjadi pada 1:42.000 orang. Bahkan penderita mata biru belum tentu memiliki keturunan anak bermata biru juga. Maka dari itu, sindrom Waardenburg merupakan kejadian langka. 

Anak-anak Suku Buton (Source: travel.detik.com)

Beberapa orang berpendapat bahwa kelainan genetik tersebut bermula saat bangsa Portugis datang ke Buton. Mereka menjalin kerjasama hingga hubungan perkawinan dengan warga lokal dan melahirkan keturunan bermata biru. 

Momen ini yang digunakan oleh Belanda pada saat mereka datang. Bangsa Belanda membuat pandangan negatif pada keturunan Buton, bahkan menggunakan politik adu domba serta menganggap suku Buton yang memiliki mata biru adalah penghianat. Karena hal itu, anak hasil perkawinan Buton dan Portugis mengasingkan diri ke Wakatobi, Ambon, hingga Malaysia.

Stigma yang dibangun Belanda membekas hingga bertahun-tahun lamanya. Keturunan bermata biru menjadi cukup tertutup dengan orang baru. Beruntungnya, saat ini stigma tersebut mulai memudar, komunitas bermata biru di Buton mulai membuka diri berkat foto mereka yang tersebar di media massa dan dipuji banyak orang.